Total Tayangan Halaman

15/06/11

charles darwin...tidak sepenuhnya disalahkan


“Ketika sebuah gagasan baru muncul mengubah bagaimana cara pandang orang terhadap dunia, dengan mudah merasa bahwa setiap gagasan lama, segala sesuatu yang pasti, terancam dan kemudian melakukan suatu perlawanan terhadap gagasan baru tersebut...
Darwin mulai berangkat berlayar di atas kapal Beagle tahun 1831. Waktu itu umurnya baru dua puluh dua tahun. Dalam masa pelayaran lima tahun, kapal Beagle mengarungi dunia, menyelusuri pantai Amerika Selatan dalam kecepatan yang mengasyikkan, menyelidiki kepulauan Galapagos yang sunyi terpencil, mengambah pulau-pulau di Pacifik, di Samudera Indonesia dan di selatan Samudera Atlantik. Dalam perkelanaan itu, Darwin menyaksikan banyak keajaiban-keajaiban alam, mengunjungi suku-suku primitif, menemukan jumlah besar fosil-fosil, meneliti pelbagai macam tetumbuhan dan jenis binatang. Lebih jauh dari itu, dia membuat banyak catatan tentang apa saja yang lewat di depan matanya. Catatan-catatan ini merupakan bahan dasar bagi hampir seluruh karyanya di kemudian hari. Dari catatan-catatan inilah berasal ide-ide pokoknya, dan kejadian-kejadian serta pengalamannya jadi penunjang teori-teorinya.
 
Darwin kembali ke negerinya tahun 1836 dan dua puluh tahun sesudah itu dia menerbitkan sebarisan buku-buku yang mengangkatnya menjadi seorang biolog kenamaan di Inggris. Terhitung sejak tahun 1837 Darwin yakin betul bahwa binatang dan tetumbuhan tidaklah bersifat tetap, tetapi mengalami perubahan dalam perjalanan sejarah geologi. Pada saat itu dia belum sadar apa yang menjadi sebab-musabab terjadinya evolusi itu. Di tahun 1838 dia baca esai “Tentang prinsip-prinsip kependudukan” Thomas Malthus. Buku Malthus ini menyuguhkannya fakta-fakta yang mendorongnya lebih yakin adanya seleksi alamiah lewat kompetisi untuk mempertahankan kehidupan. Bahkan sesudah Darwin berhasil merumuskan prinsip-prinsip seleksi alamiahnya, dia tidak tergesa-gesa mencetak dan menerbitkannya. Dia sadar, teorinya akan mengundang tantangan-tantangan. Karena itu, dia memerlukan waktu lama dengan hati-hati menyusun bukti-bukti dan memasang kuda-kuda untuk mempertahankan hipotesanya jika ada serangan.

Garis besar teorinya ditulisnya tahun 1842 dan pada tahun 1844 dia mulai menyusun bukunya yang panjang lebar. Di bulan Juni 1858, tatkala Darwin masih sedang menambah-nambah dan menyempurnakan buku karya besarnya, dia menerima naskah dari Alfred Russel Wallace (seorang naturalis Inggris yang waktu itu berada di Timur) menggariskan teorinya sendiri tentang evolusi. Dalam tiap masalah dasar, teori Wallace bersamaan dengan teori Darwin! Wallace menyusun teorinya secara betul-betul berdiri di atas pikirannya sendiri dan mengirim naskah tulisannya kepada Darwin untuk minta pendapat dan komentar dari ilmuwan kenamaan itu sebelum masuk percetakan. Situasinya menjadi tidak enak karena mudah berkembang jadi pertarungan yang tidak dikehendaki untuk perebutan prioritas. Jalan keluarnya, baik naskah Wallace maupun garis-garis besar teori Darwin secara berbarengan dibahas oleh sebuah badan ilmiah pada bulan berikutnya.

Cukup mencengangkan, pengedepanan masalah ini tidak begitu diacuhkan orang. Buku Darwin The Origin of Species terbit pada tahun berikutnya, menimbulkan kegemparan. Memang kenyataannya mungkin tak pernah ada diterbitkan buku ilmu pengetahuan yang begitu tersebar luas dan begitu jadi bahan perbincangan yang begitu hangat, baik di lingkungan para ilmuwan maupun awam seperti terjadi pada buku On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or The Preservation of Favoured Races in the Strugle for Life. Saling adu argumen tetap seru di tahun 1871 tatkala Darwin menerbitkan The Descent of Man, and Selection in Relation to Sex. Buku ini, mengedepankan gagasan bahwa manusia berasal dari makhluk sejenis monyet, makin menambah serunya perdebatan pendapat.

Darwin sendiri tidak ambil bagian dalam perdebatan di muka publik mengenai teori yang dilontarkannya. Bisa jadi lantaran kesehatan karena sehabis perkelanaannya yang begitu panjang dengan kapal Beagle (besar kemungkinan akibat demam, akibat penyakit Chaga gigitan serangga di Amerika Latin). Dan bisa jadi karena dia merasa cukup punya pendukung gigih semacam Thomas H. Huxley seorang jago debat dan pembela teori Darwin, sebagian terbesar ilmuwan menyetujui dasar-dasar kebenaran teori Darwin tatkala yang bersangkutan niati tahun 1882.

Sebenarnya –jika mau bicara tulen atau tidak tulen– bukanlah Darwin penemu pertama teori evolusi makhluk. Beberapa orang telah menyuarakannya sebelum dia, termasuk naturalis Perancis Jean Lamarek dan kakek Darwin sendiri, Erasmus Darwin.

Tetapi, hipotesa mereka tidak pernah diterima oleh dunia ilmu pengetahuan karena tak mampu memberi keyakinan bagaimana dan dengan cara apa evolusi terjadi. Sumbangan Darwin terbesar adalah kesanggupannya bukan saja menyuguhkan mekanisme dari seleksi alamiah yang mengakibatkan terjadinya evolusi alamiah, tetapi dia juga sanggup menyuguhkan banyak bukti-bukti untuk menunjang hipotesanya.

Layak dicatat, teori Darwin dirumuskan tanpa sandaran teori genetik apa pun atau bahkan dia tak tahu-menahu mengenai pengetahuan itu. Di masa Darwin, tak seorang pun faham ihwal khusus bagaimana suatu generasi berikutnya. Meskipun Gregor Mendel sedang merampungkan hukum-hukum keturunan pada tahun-tahun berbarengan dengan saat Darwin menulis dan menerbitkan bukunya yang membikin sejarah, hasil karya Mendel yang menunjang teori Darwin begitu sempurnanya, Mendel nyaris sepenuhnya tak diacuhkan orang sampai tahun 1900, saat teori Darwin sudah begitu mapan dan mantap. Jadi, pengertian modern kita perihal evolusi –yang merupakan gabungan antara ilmu genetik keturunan dengan hukum seleksi alamiah– lebih lengkap ketimbang teori yang disodorkan Darwin.

itulah sekelumit tentang kesalahan charles darwin dalam mengungkapkan teori evolusinya..tetapi hendaklah kita melihat dari berbagai sisi...coba kita pahami bahwa sumbangsih mereka baik itu yang benar maupun yang ngawur..nyatanya telah merubah bagaimana harusnya kita berpikir dalam menyikapi hal yang mereka ungkapkan..betul tidak..nah dari proses itulah maka muncul gagasan-gagasan baru yang mungkin lebih modern dan bisa dilihat benar.. jika berbicara apakah Materi Evolusi di dalam ilmu pengetahuan biologi dihapuskan..saya rasa sangat rugi sekali kita sebagai orang yang berlatar belakang ilmiah main menghapuskan saja teori tersebut..tanpa bisa melihat apa yang telah di hasilkan oleh teori tersebut di kemudian harinya..sayang ilmu pengetahuan kok di hapuskan..susah tuh mikirnya..hargailah hasil penelitian mereka toh nyatanya banyak yang menjadi dasar pengembangan ilmu pengetahuan dari hasil pemikiran-pemikiran mereka terlepas apakah dikemudian hari terbukti bahwa teori tersebut adalah salah.. jangan salahkan para evolusioner-evolusioner terdahulu..karena keterbatasan mereka tentunya (faktor-faktor yang menunjang penelitian mereka saat itu, spt: alat yang masih sangat sederhana, pengetahuan yang masih apa adanya..dan jangan disamakan dengan harun yahya yang memang telah mempergunakan alat-alat canggih di era milenium..heheheh) sepenuhnya mereka tidak salah..marilah berpikir bahwa dalam memahami ilmu pengetahuan kebenaran tidaklah selalu mutlak..tetapi bagaimana agar kita mencapai keseimbangan dalam berpikir untuk menganalisa mana yang bisa kita anggap benar dan mana yang bisa kita anggap tidak benar justru berkat sebuah kesalahanlah kita akan mengetahui tentang kebenaran... saya bukan penganut faham evolusi..tetapi saya tetap menghargai apa yang telah darwin lakukan sebagai seorang ilmuan dengan berbagai keterbatasan...“Darwin, dalam berbagai cara, adalah contoh yang baik dalam hal metode ilmiah. Dia mengamati dunia yang berada di sekitarnya, mengembangkan sebuah teori serta menjelaskan apa yang dia lihat, dan kemudian menyusunnya dalam waktu lama dan dengan seksama dalam proses pengumpulan bukti-bukti lain yang diperoleh, menentang, atau memperbaiki teorinya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar